Sepintas seperti tidak ada persoalan pagi itu. Bokep china Lalu bertanya perlahan,“Nanda udah tidur ?”
“Udah, tadi saya intip dari pintu kamarnya, beneran udah tidur,” sahutnya. Di dalam kamar mandi kutanggalkan celana dalamku, satu-satunya benda yang sejak tadi tetap kubiarkan melekat di tubuhku. Dan ia tersenyum, lalu memelukku juga dengan hangatnya. Anak pertama biasa dipanggil Pri saja, sementara anak kedua biasa dipanggil Nanda. Lalu kutandatangani tanda bukti pengiriman dari perusahaan ekspedisi itu.Prima tetap berdiri di ambang pintu kamarku, lalu kuserahkan kertas itu padanya. Sari bertugas masak serta cuci piring. Anak tiriku yang besar bernama Prima Pratama (mungkin sebab anak pertama), sementara anak kedua bernama Dwinanda (mungkin sebab anak kedua). “Besok Bunda. Saat itu aku baru mengenakan celana dalam, lalu berkaca di depan cermin sambil mekualitas diriku sendiri seobjektif mungkin. Ada sesuatu yang membikinmu kecewa…atau ada sesuatu yang membikinmu marah ?” “Ah…gak ada apa-apa Bunda.” “Bunda sampe mikir, jangan-jangan kalian tu marah alias sakit hati sama bunda.” “Iiih…gak Bunda. Seorang laki-laki harus berani jujur. Namun aku tak mau berkomentar apa-apa. Dan mencolek-colekkan moncongnya ke mulut kemaluanku. Entahlah. Hehehee…dapet sepeda juga lumayan lah.”
“Iyalah. Anak pertama biasa dipanggil Pri saja, sementara anak kedua biasa dipanggil Nanda. Tapi…ketika aku sedang menyemprotkan air hangat ke kemaluanku yang sudah disabuni, hasratku menggeliat lagi.