Plok…plok..plok..cplok..!! Bokep Indo Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yang mewan.“Indah sekali, berapa harganya?”, tanyanya.“Ah nggak usah dipikirkan mbak”, kataku sambil tersenyum. Ia jatuh ke sofa, aku lalu mengikutinya.“Aku juga cinta kamu wan, dan aku bingung”, katanya.“Aku juga bingung mbak”Kami berciuman lagi. Entah kenapa lagi-lagi dadaku berdebar kencang. Aku menindih mbak Dewi, kupeluk ia, dan aku terus menggoyang pinggulku. Aku biasanya memanggilnya mbak Dewi, kebiasaan dari kecil mungkin. Apalagi ia adalah bibiku sendiri. Sebab aku tidak suka mereka. hehehe…tapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Aku menciumi bibirnya, melumatnya, dan menghisap ludahnya. Ia tinggal sendirian bersama kedua anaknya, semenjak suaminya meninggal ketika aku masih SMP ia mendirikan usaha sendiri di kota ini. Aku biasanya memanggilnya mbak Dewi, kebiasaan dari kecil mungkin. Itulah mungkin yang mengakibatkan aku tidak pernah mendekati seorang cewekpun di SMA. Anak-anaknya sarapan. Padahal boleh dibilang aku ini bukan orang yang jelek-jelek amat.Para gadis sering histeris ketika melihat aku beraksi dibidang olahraga, seperti basket, lari dan sebagainya.
