Lalu ngomong apa? suara itu lagi, suara wanita setengah baya yang kali ini karena mendung tidak lagi ada keringat di lehernya. Bokep Viral Aku terlambat setengah jam. “Ngapaian sih di situ..?” katanya lagi seperti iri pada Wien.Aku mengambil pakaianku. Esoknya, dari rumah kuitung-itung waktu. Bayar arisan. “Oh ya. Pintu salon kubuka.“Selamat siang Mas,” kata seorang penjaga salon, “Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?”
“Massage, boleh.” ujarku sekenanya.Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Kalau potong rambut ya masuk ke tukang pangkas di pasar. Dari iramanya bukan sedang berjalan. Membuatku tidak berani. Hah..? Aku langsung memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomor-nomornya. Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Kuusap sisa cream. Aku terlambat setengah jam. Aku lupa kelamaan menghitung kancing. Lalu ia memijat lutut. Ia menurunkan sedikit tali kolor sehingga pinggulku tersentuh. Namun, tiba-tiba keberanianku hilang. Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Ia menyentuhnya. Tapi belum tersentuh kepala juniorku. Tangannya halus. Sudahlah. Tetapi, bayangan itu terganggu. Toh ia sudah seperti pasrah berada di dekapan kakiku.Aku harus, harus, harus..! Toh, si setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di salonnya. Ah.., selangkanganku disentuh lagi, diremas, lalu ia menjamah betisku, dan selesai.Ia berlalu ke ruangan sebelah setelah membereskan cream.
