Masih ada esok. Bokep Viral Tangannya halus. Kali ini dengan telapak tangan. Aku tidak berani menatap wajahnya. Baru saja aku memasang ikat pinggang, Hawin menghampiriku sambil berkata, “Telepon aku ya..!”Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yang disobek sekenanya. Yes.., akhirnya. Kaki kusandarkan di tembok yang membuat ia bebas berlama-lama membersihkan bagian belakang pahaku. Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing.Dari atas: Turun. Napasnya tersengal. Tidak apalah hari ini tidak ketemu. Aku tidak menjepit tubuhnya. Aku tidak dapat lagi memandanginya.Kantorku sudah terlewat. Ia malah melengos. Jagain sebentar ya..!”Ya itulah kabar gembira, karena Hawin lalu mengangguk.Setelah mengunci salon, Hawin kembali ke tempatku. Tidak pasang wajah perangnya.“Kayak kemarinlah..,” ujarnya sambil mengangkat tabloid menutupi wajahnya.Begitu kebetulankah ini? Di mana? Tapi masih terhalang kain celana. Ada sekat-sekat, tidak tertutup sepenuhnya. Terganggu wanita muda yang di ruang sebelah yang kadang-kadang tanpa tujuan jelas bolak-balik ke ruang pijat.Dari jarak yang begitu dekat ini, aku jelas melihat wajahnya. Membuatku tidak berani. Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku.
Mama Jepang Juga Bisa, Vol 90
Related videos









