Lihat saja ia sudah separuh berlutut mengarah pada Junior. Tapi belum begitu lama ia pindah ke betis.“Balik badannya..!” pintanya.Aku membalikkan badanku. Bokep asia Langkahku semangat lagi. Astaga. Ada dipan kecil panjangnya dua meter, lebarnya hanya muat tubuhku dan lebih sedikit.Wanita muda itu sudah keluar sejak melempar celana pijit. Angin menerobos kencang hingga seseorang yang membaca tabloid menutupi wajahnya terganggu.“Mas Tut..” hah..? Ia masih dingin tanpa ekspresi. Sudahlah. Langkahku semangat lagi. Bahannya tipis, tapi baunya harum. Tidak perlu diantar. Aku menikmati kelincahan lidah wanita setengah baya yang tahu di mana titik-titik yang harus dituju. Wanita setengah baya itu merenggangkan bibirnya, ia terengah-engah, ia menikmati dengan mata terpejam.“Mbak Hawin telepon..,” suara wanita muda dari ruang sebelah menyalak, seperti bel dalam pertarungan tinju.Mbak Hawin merapihkan pakaiannya lalu pergi menjawab telepon.“Ngapaian sih di situ..?” katanya lagi seperti iri pada Hawin.Aku mengambil pakaianku. Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Tetapi eh.., diam-diam ia mencuri pandang ke arah juniorku. Wanita setengah baya itu merenggangkan bibirnya, ia terengah-engah, ia menikmati dengan mata terpejam.“Mbak Hawin telepon..,” suara wanita muda dari ruang sebelah menyalak, seperti bel dalam pertarungan tinju.Mbak Hawin merapihkan pakaiannya lalu pergi menjawab telepon.“Ngapaian sih di situ..?” katanya lagi seperti iri pada Hawin.Aku mengambil pakaianku. Mulutnya persis di depan Junior hanya beberapa jari.
