Aku mulai terlena dan mendesah sesekali. Aku kembali baring. Bokep indo live Suaranya lebih rupawan ketimbang si pirang. Aku lemas luar biasa. Beberapa kali aku mendesah. Ia berbicara ramah sekali. “Ibu, silakan tengkurap.”, kata si pirang. Bayiku sengaja kubawa. Belum aku membalas omongannya, penisnya sudah masuk ke mulutku. Namun bikini ini cukup menyiksaku. Tunggu proses mempercantik diri aku selesai, baru aku layani kamu, ya sayang.”
“Tapi sayang…”
Belum selesai suamiku bicara, aku membawa bayiku ke kamar, meninggalkan suamiku sendirian di ruang keluarga. Rasa kebelet pipis seperti tadi muncul lagi, dan tak perlu lama, aku akhirnya pipis lagi tanpa bisa aku tahan. Syukur mereka juga menyediakan handuk. Aku semakin deg-degan, memikirkan apa yang akan aku alami nanti. Tapi ini sungguh nikmat. “Eh, terlentang?”
“Iya ibu, sekarang bagian depannya.”, kata si pirang dengan wajah ramah. Rasanya percuma aku membeli lingerie ini. “Iya dong. Jangan!”
Ia tak membalas omonganku. “Tenang bu, ini bagian dari proses pijat kok.”, kata si rambut hitam. CS di telepon berbicara ramah sekali, dan aku telah membuat janji ketemu di tempat tersebut malam ini.
