Ah, tak pernah saya bayangkan bahwa daerah ini lebih membuat saya bergidik. Entah sengaja atau tidak sering menyentuh tangan saya, atau mampir di paha saya. Bokep jepang Tante Ningrum menggenggam penis saya, mengarahkan agar bisa masuk. Kelihatannya Tante juga menikmati sekali.Ombak berdebur kecil di bathtub itu. Rupanya dia minum air dingin. Saya merangkak menjilatinya. Tak ada yang terlewatkan, termasuk vagina dan anus. Kembali Tante Ningrum duduk di samping saya, malahan lebih dekat lagi. Saat menghadap ke arah terang, siluet tubuhnya jelas membayang. Bukain pintu dong…” teriak seorang laki-laki.Kami bagai tersambar geledek, mematung dalam badai. Saya jilat-jilat lagi, dari anus hingga vagina. Saya temukan klitosinya. Sinis sekali saya.“Om belum pulang, Tante?” tanyaku basa-basi sambil menerima teh hangat.“Belum, nggak tentu pulangnya. Setelah kira-kira telah utuh bentuknya, tegak dan besar, dimasukkannya ke dalam mulut. Didiktenya tangan ini ke daerah yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Posisi saya duduk tak enak. Inikah orgasme? Bibir vaginanya merah segar, sedikit basah. Nyaman sekali. Wajah Tante Ningrum sedikit cerah.“Aku ada akal…”“Gimana?” tanya saya tak sabar.“Kamu di sini saja dulu. Tante Ningrum berdiri menuju ke dapur. Lalu saya mulai berkonsentrasi pada puting susu. Jangan keluar sebelum kupanggil.”Tante Ningrum merendam lagi dirinya dalam bathtub, kemudian keluar.
