Papa… ke Banduung……” jawabnya dengan gemetaran. Bokep asia Tapi kondisi rumah sepertinya terlihat sepi, akhirnya aku beranikan untuk coba mengetuk pintu. “Aku masih pesimis bro… Aku kan belum mapan, apa dia mau dengan aku?…” jawabku. Kami pun segera mengemas barang curian kami dan segera meninggalkan rumah ini. Ku kembalikan kunci motor Mamat, “Ada urusan mendadak kali, bro…”. “Tapi… Mengapa???…” tanyaku. Kami pun berdiskusi untuk membalaskan dendam kami, kami memang orang sudah tapi tidak seharusnya diperlakukan seperti orang rendahan begitu. “Oh, Syamsul…” tiba-tiba terdengar suara Rianti berjalan keluar bersama ibunya. Hingga sampai di kios tambal ban, aku mendengar kabar yang tidak menyenangkan dari Mamat. “Sorry Syam, aku mau kuliah… Jangan halangi aku…” dia cuma mengucapkan itu dan menghindar untuk masuk ke dalam arean perguruan tinggi. Tonjolan susunya masih kecil, walaupun ditutupi tapi nampak susu yang tidak begitu besar itu. Dan hubungan ini tidak terasa sudah berjalan hampir dua tahun. “Mau ke mana bang?” jawabnya dengan nada yang sangat lembut. ‘Tok tok tok…’ suara ketukan pintu. “Rianti nya ada tante?” tanyaku sedikit malu-malu. Atau mati?” ancamku. Aku hanya terdiam dan kemudian berkata, “Ah, lupakan… Aku cuma bercanda kok….” aku tersenyum lebar agar Rianti tidak marah denganku.
