betul-betul membuat saya ngaceng sampai sakit yang kemudian menyembul dibalik celanaku, dengan cepat aku duduk dan langsung mengambil bantal yang kemudian saya taruh diatas paha
“gimana mas andi” katanya berusaha menutupi bagian dadanya
“waduh paini kamu seksi dan cantik banget”
“makasih mas andi”
“mas jay pasti nyesel mutusin kamu kalo liat kamu kayak begini”
“ah mas andi bisa aja deh”
“kamu itu aslinya cantik dan seksi lo paini”
“mas tapi ada yang nyelip”
“nyelip?”
“iya mas”
“apaan?”
Dengan malu dia berkata” anu mas, kolor tali yang mas beliin”
“oh nggak papa kok, ayo duduk disofa”
kemudian dia duduk di hadapan saya
“gimana, enak nggak?”
“nggak enak mas, yang bawah nyelip, terus yang atas ngetat mas, nggak pake beha lagi mas, puting saya kelihatan ya mas?,saya malu sekali mas, ternyata jadi gadis kota itu susah”
“puting kamu keliatan bikin kamu jadi tambah seksi kamu kayak di film-film lo, kamu jadi model aja paini”
“ah, mas ini bisa aja, nanti kalau paini jadi model, nanti yang ngurus mas siapa?”
“udah paini, nggak usah ditutup-tutupin susumu, santai aja, kan yang liat cuma aku, kalo kamu kecilin susumu, mungkin kamu nggak jadi seksi lagi lo”
“tenang, cuma saya dan aku, aku nggak gigit kok, aku jaga rahasia kita berdua”
“hihihi” akhirnya senyumnya mengembang juga
“mas, aku boleh salin ndak?”
“jangan ganti, nanti saya ajarin biar tambah seksi dan naughty”
“mas andi, kok kayak lagunya tata yang”
“nanti biar kamu